Gedangsari, (kupass.com)–Wilayah Gedangsari dan Ponjong, khususnya wilayah kepuskesmasan Gedangsari 1 dan Ponjong 1, pada periode Juni 2022 menjadi wilayah terendah capaian vaksinasi, khsusunya vaksin dosis ketiga (Booster). Setelah disisir hingga pelosok padukuhan, keduanya sudah naik peringkat. Tanpa meninggalkan fungsi utama di pusat layanan, Puskesmas harus mengombinasikan layanan.
Edy Suharismanto, kepala Puskesmas Ponjong 1 menyatakan, bahwa dalam dua minggu terakhir, Nakes Puskesmas bersama Tim Mobil Vaksin BIN DIY melakukan penyisiran wilayah rendah vaksin. Balai kalurahan hingga padukuhan menjadi target sasaran. Namun karena tugas nakes tidak hanya melakukan vaksinasi, maka upaya penuntasan vaksinasi juga dilakukan di sela sela layanan di Puskesmas.
“Hampir dua minggu ini kami membersamai Tim Mobil Vaksin BIN ke padukuhan rendah vaksin. Ribuan, atau bahkan puluhan ribu sudah kita suntikkan. Namun karena layanan Puskesmas harus juga jalan, vaksinasi kami berikan juga di Puskesmas di sela sela memberikan layanan lain kepada masyarakat. Termasuk administrasinya”, ungkap Edy di Puskesmas Ponjong 1, Kamis (28/7/2022)
Mengombinasikan layanan vaksinasi di Puskesmas dengan terus mendatangi padukuhan, lanjut Edy, keduanya saling melengkapi. “Jika sebelumnya, saat layanan vaksinasi hanya di Puskesmas, capaian tidak lebih dari 50 orang perhari. Namun dengan mengombinasi, capaian sama sama banyak. Hari ini kemungkinan bisa mencapai 500. Sama dengan yang di kalurahan”, pungkasnya.
Hal serupa disampaikan Heru Istiadi, Kepala Puskesmas Gedangsari 1. Sejak ditarget melakukan percepatan vaksin Booster hingga 50 persen, strategi kombinasi juga terus dilakukan. “Sejak bersama BIN dan Dinkes menyasar wilayah pedalaman, layanan di Puskesmas tetap diberikan. Seminggu sekali, secara massal juga dilakukan di Puskesmas untuk memberi kesempatan yang belum ikut di kalurahan”, jelasnya.
Perwakilan BIN DIY di Gunungkidul, Eko Susilo, saat dimintai keterangan membenarkan bahwa upaya mempercepat capaian vaksin Booster di Gunungkidul, berbagai upaya dan permodelan diterapkan. Salah satunya menggerakkan Nakes Puskesmas untuk mendekat ke masyarakan. Tidak hanya kalurahan, tapi juga hingga padukuhan.
“Fungsi kami hanya membantu melakukan percepatan di wilayah yang mengalami kemacetan. Saat layanan rutin di Puskesmas rendah, kami bawa Nakes ke masyarakat. Namun karena layanan di Puskesmas harus tetap jalan, kami beri ruang Puskesmas mengaturnya. Jadi strategi kombinasi ini kreasi Puskesmas. Kami hanya melakukan pendampingan dan alhamdulillah efektif”, tutup Eko.